Siapa yang pernah konsultasi
dengan dokter tumbuh kembang anak? Saya belum pernah. FYI, dokter tumbuh
kembang anak di Indonesia itu cuma ada 51 lho! Buat saya yang nggak terlalu
seneng bolak-balik ke dokter apalagi rumah sakit, konsultasi dengan dokter
tumbuh kembang anak adalah hal langka. Dan untuk pertama kalinya di acara
Konferesi Ayah Bunda Platinum bersama Morinaga 5 Agustus 2017 kemarin, saya
ketemu dengan dokter tumbuh kembang anak. Namanya dr. Ahmad Suryawan, SpA(K),
lebih akrab disapa dokter Wawan. Konon, kalau mau konsultasi dengan dokter ini,
kita harus antri sampai 3 bulan! Lama banget ya?
Dalam acara Konferensi Ayah Bunda Platinum ini, dokter Wawan memaparkan 4 Faktor Penentu Kecerdasan Anak Generasi Millenial. Apa saja kah itu?
1. Perkembangan
Otak
Buibu,
bapak-bapak, udah tahu belum sejak umur berapa otak anak berkembang? Yes, 1000
hari pertama anak adalah masa emas anak dimana otaknya berkembang dengan sangat
pesat. Ada dua hal yang mempengaruhi perkembangan otak anak. Pertama adalah
Nutrisi Dini. Yang kedua adalah Stimulasi Dini. Apa maksudnya? Begini…
Nutrisi Dini
Nutrisi dini
adalah asupan nutrisi yang diterima anak di 1000 hari pertama kehidupannya.
Nutrisi-nutrisi yang diterima anak pada masa ini akan membentuk dan mematangkan
sel otak. Karena 1000 hari pertama dimulai saat anak masih janin, maka
perhatikanlah asupan makanan untuk ibu hamil. Apa yang sering kita makan saat
sedang hamil? *dalam hati saya
jawab seblak, baso, mie ayam, mie instan…. Kenapa nggak ada nutrisinya ya?
Setelah lahir,
anak mendapatkan asupan nutrisi dari Air Susu Ibu alias ASI. *Langsung baper
karena nggak lulus ngasih anak asi ekslusif. Setelah 6 bulan, barulah diberi
makanan pendamping ASI. Buebuu, MPASI itu nggak harus repot yang penting kaya
nutrisi. Daaaan, nggak usah susah kasih MPASI untuk anak dengan menu ribet
hasil googling, cukup berikan apa yang biasa dimakan oleh anggota keluarga yang
lain. Hanya saja teksturenya yang dibedakan. Kata dokter Wawan, kalo kita nggak
biasa makan ikan salmon, nggak usah maksain anak buat MPASI dengan salmon.
Masih banyak sumber protein lain yang bisa diberikan pada anak. *okesip*
Stimulasi Dini
Jika kita melakukan
stimulasi, maka akan memperkaya koneksi sel-sel otak anak. Stimulasi dilakukan
dengan adanya interaktif antara orang tua/pengasuh dengan anak. Stimulasi dapat
merangsang anak untuk belajar melakukan berbagai kemampuan. Saat golden ages,
anak berada dalam masa kritis dimana puncak jumlah koneksi otak anak terbentuk.
Jadi jangan sampai anak-anak kita tidak distimulasi sejak dini ya! Karena jika
terlambat memberikan stimulasi pada anak, takutnya anak kita akan mengalami
ketertinggalan dan tidak cerdas. Lalu bagaimanakan caranya men-stimulasi anak
dengan baik dan benar? Yuk cek digambar dibawah ini!
Stimulasi yang diberikan pada anakpun tidak memerlukan perlengkapan yang mahal lho! Saat bayi baru lahir, lalu sang Ibu mengajarkan padanya untuk tersenyum ketika saling pandangpun merupakan sebuah stimulasi bagi bayi. Saat menstimulasi anak, tak jarang anak tidak akan langsung mengerti dan melakukan apa yang kita inginkan, sebagai orang tua kita tak boleh langsung menyerah. Untuk menstimulasi anak melakukan gerakan senyuman saja perlu waktu sekitar 3 bulan sejak ia lahir. Semangat menstimulasi anak sejak dini dengan bahagia! ^_^
Stimulasi yang diberikan pada anakpun tidak memerlukan perlengkapan yang mahal lho! Saat bayi baru lahir, lalu sang Ibu mengajarkan padanya untuk tersenyum ketika saling pandangpun merupakan sebuah stimulasi bagi bayi. Saat menstimulasi anak, tak jarang anak tidak akan langsung mengerti dan melakukan apa yang kita inginkan, sebagai orang tua kita tak boleh langsung menyerah. Untuk menstimulasi anak melakukan gerakan senyuman saja perlu waktu sekitar 3 bulan sejak ia lahir. Semangat menstimulasi anak sejak dini dengan bahagia! ^_^
2. Sistem
Ketahanan Tubuh
Anak yang belum
lahir, mendapatkan ketahanan tubuh (sel-sel antibody) dari Ibunya melalui placenta.
Setelah anak lahir sebenarnya sudah memiliki system ketahanan tubuh yang relatif
lengkap, tentu saja sel-sel antibody itu masih berasal dari sang Ibu saat ia
berada dalam kandungan. Namun seiring berjalannya usia, anti bodi yang
diberikan Ibu makin menipis dan habis sehingga anak perlu membentuk antibodinya
secara mandiri. Nutrisi untuk pembentukan system ketahanan tubuh anak pada masa
bayi didapatkan dari ASI. Diketahui anak yang mengkonsumsi ASI memiliki daya
tahan tubuh terbaik sehingga terlindungi dari risiko mengalami berbagai
penyakit infeksi, alergi, dan bahkan penyakit kanker. *Eh koo saya berasa
pinter yaa bisa mgerangkum apa yang diomongin pak dokter? hihihi.
Kita dapat
melihatnya dari mekanisme system perlindungan umum yang dapat dideteksi,
diantaranya:
*Kulit, Bulu
Mata, dan Hidung.
*Cairan lendir
(saluran nafas)
*Cairan Kimiawi
(Asam Lambung)
Dan hal lain
yang terkait dengan kualitas pertumbuhan fisik anak.
Jika anak
memiliki ketahanan tubuh yang baik, tubuhnya terlatih untuk mengenali,
mengingat, menyerang dan memusnahkan agen penyakit yang menyerang tubuhnya.
Selain dari antibody dari tubuhnya sendiri, proses tersebut bisa berlangsung
bila anak mendapatkan vaksinasi dan imunisasi. *Jreng-jreng*
FYI, bulan
Agustus dan September pemerintah memberikan imunisasi GRATIS untuk MR ( Measles
and Rubella) untuk mencegah anak terkena campak dan rubella. Imunisasi ini
berlaku untuk anak usia 9 bulan sampai 15 tahun dan diadakan di Seoklah,
Puskesmas, maupun Posyandu. Ada juga beberapa rumah sakit yang mengadakan
imunisasi MR Gratis. Oiah, ini berlaku untuk pulau Jawa,, diuar pulau jawa akan
diadakan tahun 2018. *kampanye sekalian*
3. Tumbuh
Kembang Optimal
Udah tahu kan
apa artinya tumbuh kembang anak? Yang belum tahu nggak usah sedih, hehehe.
Tumbuh dapat dilihat dari struktur dan ukuran fisik seperti Berat Badan, Tinggi
Badan, dan Ukuran Lingkar Kepala. Sementara Kembang adalah hal-hal yang
mencakup fungsi dan kemampuan anak. Misalnya Pengelihatan, Pendengaran, Motorik
kasar, Motorik Halus, Bicara Bahasa, Personal Sosial, dan Kecerdasan Prilaku.
Tumbuh dan kembang anak tidak dapat dipisahkan. Ciri anak sehat, tumbuh dan
kembangnya sesuai dengan tahapan usianya. Berikut pola tumbuh kembang optimal
sesuai dengan usianya:
Lalu bagaimana
jika bahkan saat lahir anak sudah tidak sesuai tahapan usia tumbuh kembangnya?
Bisakah di anak mencapai tumbuh kembang optimal? BISA. Caranya adalah dengan
mendeteksi keterlambatan atau kekurangan sedini mungkin.
Anak bisa
bertumbuh kembang optimal dengan nutrisi yang tepat. Dan inilah tahapan
pemberian nutrisi untuk tumbuh kembang optimal anak:
0-6 Bulan adalah
periode pembuka.
6-24 Bulan
adalah periode Kritis
24 bulan – 6 tahun
adalah Periode Sensitif
Lagi-lagi,
dokter Wawan menekankan bahwa pemberian ASI adalah nutrisi sekaligus stimulasi
terbaik bagi anak agar dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Buebu,
kalo lagi ngasih nenen anak, jangan sambil window shopping, jangan sambil
whatsappan, jangan sambil nyinyirin sosmed orang lain. Karena sejatinya saat
menyusui, anak sedang distimulasi oleh ibunya. Hayoooooohloooh, siapa yang
menyusui sambil maenan handphone? *kesindir deh dikit*
Tumbuh kembang
optimal anak, dipengaruhi 3 faktor. Yaitu Genetik, Epigendetik, dan Lingkungan.
Dimana 3 faktor tersebut juga mempengaruhi Nutrisi dan Stimulasi yang diterima
anak. Nutrisi mempengaruhi saluran cerna, sementara stimulasi mempengaruhi
panca indera-nya. Dan hal tersebut terekam dalam otak anak. Menyambung faktor
tumbuh kembang dalam faktor penentu
kecerdasan anak generasi Millenial ini, ada faktor keempat, yaitu Kesehatan
Saluran Cerna.
4. Kesehatan
Saluran Cerna
Dalam tubuh anak
sehat, ada bakteri-bakteri baik yang dibutuhkan untuk kesehatan saluran
cernanya. Bakteri-bakteri atau Mikrobiota tersebut berbeda sesuai dengan usia
anak. Berikut ini adalah tabelnya:
Nah, dari mana
anak mendapatkan mikrobiota yang menjaga kesehatan saluran cernanya? Tentu saja
dari asupan nutrisi yang didapatkan dari makanan dan minuman. Lagi-lagi, 1000
hari pertama merupakan penentu kesehatan saluran cerna anak. Dimana mikrobiota
diharapkan dapat tumbuh sempurna saat anak menginjak usia 2 tahun. Biasanya
setelah 2 tahun, mikrobiota dalam tubuh sudah stabil dan dapat membentuk system
imun anak serta terkait dengan pertumbuhan pola pertumbuhan fisik, dan sirkuit
otak anak.
Jadi yaaaa
semuanya itu saling terkait. Dan yang paling penting adalah NUTRISI serta
SIMULASI yang orang tua berikan pada anak pada golden agesnya. Buat buibu yang
anaknya masih belum 2 tahun dan merasa “kayaknya anak saya kurang ini atau
kurang itu..” yuk perbaiku nutrisi dan stimulasi anak agar mereka dapat menjadi
anak yang memiliki kecerdasan multitalenda di era millennial ini!
Sebelum
mengakhiri materinya, dokter Wawan memberikan Tips Untuk Orang Tua yang ingin
mempersiapkan kecerdasan multitalenta anaknya sejak dini. Berikut Tipsnya:
Pada Masa
Persalinan dan Setelah Anak Lahir:
Pada Masa Bayi
dan Anak:
Sekian rangkuman
materi yang disampaikan dokter Wawan diacara Konferensi Ayah Bunda Platinum bersama
Morinaga versi saya, semoga bermanfaat ya buibu!
Salam hangat,
Amy.
Mamah muda
yang ingin anaknya memiliki kecerdasan multitalenta.
Seneng kalau ikut seminar parenting gini, upgrade ilmu ya, aamiin semoga anak - anak kita menjadi anak yang cerdas multitalenta yah
ReplyDeleteWah bnyk pernak perniknya yah utk menciptakan generasi unggul👍
ReplyDeleteNah.. nah.. poin ke 4 nih saya masih suka bingung. Apalagi dengan pola makan anak saya.. hiks.. ma kasih infonya, Teh ^_^
ReplyDeleteSukaa banget sama pemaparannya, teh Amy.
ReplyDeleteAda visualisasinya...jadi saya berasa hadir di sana dan paham materinya.
PR banget ini...jadi orangtua di era milenial...secara menyusui aja...lekatnya sama gadget ketimbang anak.
**heuu...aku juga kesindir...