Sekilas pas baca nama pemateri kedua di Konferensi Ayah Bunda
Platinum bareng Morinaga kemaren saya nggak ngeuh siapa beliau. Pas Mas Teuku
Zaky bilang nama panggilan dari kalau Dr. Rose Mini, A.P, M.Psi ini adalah
Bunda Romi baru deh saya ngeuh! Wuaaaah tahu dong siapa dia? Yaps, salah satu
mentor di acara pencarian bakat menyanyi ini emang sering seliweran di televisi.
Senang rasanya bisa lihat langsung Bunda Romi.
Bunda Romi, kali ini akan mengajarkan semua Ayah dan Bunda Platinum
yang hadir di Harris Hotel and Conventions ini agar mengetahui “Kekuatan
Bermain Untuk Membentuk Kecerdasan Di Era Millenial”. Sebelum mulai kasih
materi, Bunda Romi nanya “Siapa yang pengen anaknya pinter matematika?” and
then semua Ayah Bunda yang nggak lagi repot pegang anak langsung mengacungkan
tangan. Ya, hampir semua orang tua pengen banget anaknya pinter dipelajaran
sekolah. Semua orang tua pengen anaknya bisa rangking 1 di Sekolah. Tapi,
tahukah Anda bahwa sebenarnya Kecerdasan anak tidak hanya diukur dari nilai
akademik saja??? *Saya tahu. Tapi nggak tahu deh mas Anang…, hehehe*
Setelah ngasih pendahuluan itu, Bunda Romi langsung jelasin
bahwa sebenarnya ada 8 Kecerdasan pada Anak yang harus diketahui orang tuanya:
Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini adalah kemampuan anak untuk memahami dengan
mengekspresikan diri terhadap musik dan irama. Anak dapat menciptakan lagu,
memainkan lagu dan lain sebagainya. Kecerdasan ini diawali sejak anak masih
berada dalam janin. Ketukan nada yang pertama kali dapat dirasakan anak adalah
degup jantung ibunya saat ada dalam Rahim.
Kecerdasan Kinestetik
Jika Anak memiliki kecerdasan kinestetik, anak akan mampu
menggunakan kelenturan tubuh untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan suatu
produk. Salah satu contoh kecerdasan kinesetik yang bisa diasah adalah anak
yang berbakat dalam bidang olah raga, menari , ataupun memasak. Kecerdasan ini
dapat diasah sejak dini dimulai dari memberikan contoh kegiatan pada anak.
Kecerdasan Logika Matematika
Ini yang menjadi favorite para orang tua. Kecerdasan ini adalah
kemampuan anak untuk memahami kondisi atau situasi dengan menggunakan penalaran
logika serta kemampuan analisa termasuk perhitungan matmatis. Jika diasah
dengan baik, kecerdasan ini merupakan modal awal anak bisa menjadi seorang
dokter ataupun ilmuan.
Kecerdasan Visual-Spasial
Anak yang memiliki kecerdasan Visual-Spasial akan mudah
berimajinasi. Ia memiliki kemampuan untuk membayangkan suatu hasil akhir dan
berfikir kreatif. Kira-kira profesi apa
yang kelak bisa dilakukan sang anak? Tentu saja banyak yang rata-rata
berkesinambungan dengan dunia seni.
Kecerdasan Linguistik
Kemampuan untuk mengekspresikan diri menggunakan bahasa.
Anak mampu membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan baik. *Kayaknya saya
punya kecerdasan ini, hehehe* News Anchor, Master Of Ceremony, writer, adalah
beberapa profesi yang mungkin kelak bisa dijalani sang anak dengan kecerdasan linguistic
yang dominan.
Kecerdasan Interpersonal
Ini adalah salah satu kecerdasan yang menjadi salah satu
faktor utama anak dapat sukses dimasyarakat. Anak dengan kecerdasan
interpersonal mampu bekerjasama dengan orang lain dengan efektik, berempati dan
memahami orang lain. Jangan sampai kita lupa menstimulasi kecerdasan ini, agar
kelak anak menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.
Kecerdasan Intrapersonal
Menjadi seseorang yang mampu menyenangkan orang lain memang
baik, tapi bagaimana jika justru dirinya tertindas? Inilah kecerdasan yang
seharusnya dimiliki anak agar ia bisa menganalisa diri sendiri, menggunakan dan
mengungkapkan perasaannya serta membuat perencanaan akan tujuan hidupnya. Ingat
beberapa kasus bunuh diri yang sering seliweran diberita? Kemungkinan besar
keadaan terdesak dan ingin mengakhiri hidup selain karena kurang iman adalah
karena kurangnya seseorang mengenali nyadiri sendiri.
Kecerdasan Natural
Kemampuan untuk mengenali flora dan fauna adalah kemampuan
anak yang memiliki kecerdasan natural. Selain itu anak mampu melihat perbedaan
dan persamaan yang ada di Alam Semesta ini.
Selain delapan kecerdasan anak diatas, ada satu kecerdasan
anak lagi yang paling berpengaruh pada kehidupan anak kelak. Yaitu KECERDASAN
MORAL. Bagaimana Kecerdasan moral yang seharusnya dimiliki anak? Berikut 7 hal
penting dalam kecerdasan moral anak:
Lalu apakah anak kita sudah memiliki semua kecerdasan
tersebut? IYA, hanya saja ada beberapa yang lebih menonjol. Jika sudah memiliki
kecerdasan multitalenta-pun bukan berarti semuanya sudah berkembang secara
optimal. Agar anak kita bisa memiliki kecerdasan multitalenta dengan optimal kita
bisa men- STIMULASI-nya. Stimulasi yang kita lakukan pada anak bukan berarti memberikan
peralatan super canggih nan mahal lho buebuk! Stimulasi yang kita berikan pada
anak haruslah disesuaikan dengan usia serta karakteristiknya. Yuk lihat dulu
bagaimana karakteristik perkembangan anak yang sesuai dengan usianya ditabel
berikut:
Sudahkah anak kita sesuai perkembangannya? Jika belum,
jangan sedih karena kita bisa menstimulasinya dengan bermain. Tapi bukan
sembarangan bermain lho buibu. Dalam menstimulasi anak, kegiatan bermain
haruslah memenuhi karakteristik berikut:
- Motivasinya dari dalam diri (intrinstik)
- Diwarnai Emosi yang positif
- Flexibel, mudah beralih dari satu kegiatan ke
kegiatan lain
- Menekankan proses daripada hasil
- Anak bebas memilih
- Memiliki kualitas pura-pura
Bingung memilih kegiatan permainan untuk anak? Yuk coba saja permainan berikut:
Usia 0-2 tahun bermain fungsional.
Yaitu permainan dengan gerakan pengulangan,
manipulasi, atau gerakan meniru yang berfungsi untuk mengembangkankemampuan otak
dan fisik. Contohnya saat bayi menggerakan rattle (kerincingan) atau bayi yang
merangkak mengejar suatu benda.
Usia 2-3 tahun bermain konstruktif.
Yaitu permainan yang dilakukan dengan
menggunakan material yang ada disekitar anak. Misalnya bermain membuat bangunan
dari lego atau bermain puzzle.
Usia 3-7 tahun bermain peran.
Anak berpura-pura bermain peran tertentu
atau berpura-pura terjadi sebuah peristiwa. Bisa juga anak melihat sebuah objek
namun berpura-pura terlihat seperti benda yang lain. Misalnya bermain
pesawat-pesawatan, berpura-pura berjualan dipasar, atau berpura-pura menjadi
tamu.
Usia 7 tahun keatas bermain dengan aturan.
Permainan dengan aturan contohnya adalah
bermain petak umpet, bermain ular tangga, sepak bola, atau catur. Saat usia
anak 7 tahun, mereka mulai bermain dengan tujuan menjadi pemenang.
Agar tahu kecerdasan apa yang dimiliki anak
dan bagaimana menstimulasinya, kita bisa mengeceknya dengan lengkap disini è http://www.morinagamiplayplan.com/
ß Selain membeberkan
stimulasi-stimulasi tadi, Bunda Romi juga ngasih kiat-kiat memfasilitasi anak
dalam bermain lho! Bagaimana kiat-kiatnya? Lihat gambar dibawah ini yuk!
Saya dengerin Bunda Romi jadi pengen main
terus sama Khalif. Bener sih, bermain dengan anak itu nggak harus dengan mainan
mahal. Karena permainan yang paling baik adalah permainan yang dimainkan anak
bersama orang tuanya. Semoga rangkuman materi dari Bunda Romi ini bermanfaat ya
buibu, selamat bermain! ^_^
Salam hangat,
Amy.
Mamah muda yang akan makin sering bermain
dengan anaknya.
Bermanfaat bengeet teh Amy...haturnuhun.
ReplyDeleteSuka bingung mengenali bakat anak sejak dini...karena yang namanya anak-anak rata-rata kinestetik. Dan anakku semua perempuan, jadi kalau sedang sama Ibunya, bakat linguistik nya pada keluar.
Kalo aku mah...emm, bakat intrapersonal..kayanya.
Hahha....teh Amy teh malah aku curhatin di kolom komentar.
Keren rangkumannya teh...
Cantik ((kaya yang nulis)) dan mudah dimengerti.
Haturnuhun.