Wednesday, 5 March 2014

Catatan Sore Hari.

Sore hari, dirumah kami yang sangat sederhana.

Ada langkah-langkah kaki yang bergegas untuk menjalankan Ibadah masing untuk apa yang diyakini. Yang satu menuju ke rumah Ibadah yang jaraknya hanya kurang lebih 15 meter dari rumah sederhana ini. Dan yang satu lagi, harus menempuh waktu perjalanan sekitar 15 menit untuk sampai kerumah Ibadahnya. Yang satu menuju ke Masjid dan yang satu lagi menuju ke Gereja. Pemandangan indah hamba-hamba Tuhan yang ingin mengamalkan pengetahuannya untuk beribadah. Ini bukan kali pertama aku melihatnya, sudah sering sekali ini terjadi, dengan niat yang sama tapi cara berbeda mereka menabung untuk akhirat kelak.

cara untuk bahagia

Kadang, banyak orang tak mengerti bagaimana bisa prinsip yang sangat dasar itu berbeda. Kadang, ada yang menganggap ini tak lebih dari sekedar hubungan yang kelak di
laknat Tuhan. Apa yang salah? Ketika cinta yang tanpa alasan, menjadi dasar dari rasa sayang. Inilah bahagia, yang sering dilihat sebagai pengkhianatan. Inilah bahagia, yang hanya peduli bagaimana caranya saling melengkapi dan membahagiakan tanpa menyakiti, apalagi memaksakan kehendak untuk pergi melangkah bersama kesalah satu tempat Ibadah.

Jika salah, mungkinkah bisa di maafkan?
Haram. Satu kata yang pernah kudengar. Lalu bagaimana nasib dari haram-haram itu? Haruskah menjadi salah satu yang di hukum terus menerus, bersalah setiap waktu, dan penuh dosa?
Jika iya, aku hanya berharap semua dosa itu terkikis habis oleh kebaikan. Tergerus oleh perasaan saling menyayangi yang tak menyakiti dari masing-masing hati yang kami miliki.

Betapa banyak hal yang tidak bisa kami jalani bersama jika bersinggungan dengan peribadatan. Tapi lebih banyak lagi hal yang bisa kami lakukan bersama dengan bahagia sebagai amal jika itu adalah sebuah kebaikan. 

Apakah setiap manusia harus lahir sempurna untuk dapat merasa bahagia?

Aku selalu di ajarkan bagaimana rahasia menjadi bahagia. Bukan dengan mendapatkan, bukan hanya dari memberi, tapi juga menciptakan bahagia dari rasa syukur untuk kehidupan.

Aku selalu diajarkan bagaimana caranya menghadapi perbedaan. Bukan dengan mengatakan yang satu salah dan yang satu lagi benar, tapi menggabungkan kebenaran-kebenaran, dan memaafkan kesalahan-kesalahan, menjadikan perbedaan sesuatu yang mungkin dapat disatukan.

Mungkin ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk menjalani hidup yang baik dan menjadi yang terbaik. Tapi dengan perbedaan dasar inilah kami menjadi lebih memahami bagaimana rasanya saling menghargai, bagaimana rasanya mendengarkan apa yang tak ingin di dengar, melihat apa yang seharusnya tak dilihat, dan mengatakan hal-hal yang sebisa mungkin tidak menyakiti orang lain.

Aku, bagian dari rumah sederhana ini. Hanya berharap dengan sangat, kelak kita memiliki lagi tempat untuk bersama. Orang bilang, mana mungkin. Tapi aku yakin, Tuhan akan sangat berbaik hati mempertemukan kami kembali di rumahNya yang lebih indah dari rumah sederhana ini. :)





2 comments:

  1. Itulah kehidupan yang harus kita jalani, meskipun ada perbedaan kita tetap harus saling menghormati. Karena, menurut saya perbedaan itu indah, apabila kita dapat mensyukurinya.
    Salam kenal mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo salam knal, terimakasih sudah berkunjung kemari :')

      Delete