Wednesday, 24 June 2015

Hidup Makin Mudah, Ibadah?

Seperti hari-hari sebelumnya, di bulan Ramadhan ini saya sedang menyiapkan kudapan untuk berbuka. Di dapur saya melihat sebuuah bumbu masakan. "Bumbu instant sayur asam" salah satu produk yang sudah sebulan lalu saya beli tapi belum sempat saya buat. Saya berpikir, zaman sekarang mah semua udah serba mudah. Mau bikin cireng, udah ada yang tinggal di goreng. Mau makan rendang, yang jual rendang udah banyak. Nggak perlu ngulek bumbu, bahkan yang jual online banyak, tinggal sms, transfer pake e-banking, dan rendang sampai di rumah dengan selamat. Asal ada aja uang buet beli-nya. Kalau zaman dulu? Paling mudah mungkin cari rumah makan padang. Itupun masih harus jalan, zaman sekarang tinggal peke motor matic. Ngoooeng sampe, nggak usah over gigi.

http://supermetroemall.com/image/cache/data/00baru/0089686386110-500x500.jpg


Tekhnologi memang memudahkan kita dalam melakukan banyak hal. Ingin air panas, ada dispenser. Ingin bercengkrama dengan keluarga jauh, bisa via handphone yang sekarang udah bisa video call. Ingin mencari berita, tinggal searching. Nggak salah kayaknya kalau ada yang bilang bahwa "Hidup sudah di tangan Anda, apapun ada dalam genggaman Anda." Tapi sangat di sayangkan. Banyak yang terlena dengan kecanggihan tekhnologi. Mungkin saya termasuk salah satunya.

Lalu bagaimana agar kita bisa menyeimbangkan tekhnologi yang memudahkan hidup di dunia ini untuk kelak memudahkan kita di akhirat nanti?

http://kamupipnup.org/wp-content/uploads/2015/04/wpid-11.jpg

1. Ingat Waktu
Siapa yang mampu berlama-lama di depan komputer sampai 8 jam sehari? Mampukah kita melihat layar handphone seharian? Mulai dari main games, chating, atau sekedar membaca cerita? Saya bisa, tapi itu salah. Mungkin dari apa yang kita lakukan dengan gadget kita saat ini, kebanyakan hanya untuk duniawi. Chating dengan teman, membicarakan bisnis, reuni, dan buka bersama. Pernahkan kita lakukan untuk berdakwah? Sudah kooo, untuk sharing quotes-quotes islam, untuk share berita-berita bermanfaat. Alhamdulillah. Tapi apakah sudah seimbang? Lebih banyak mana? Berdakwah atau berghibah? Saya merasa belum mampu menyeimbangkannya. Bahkan saat seruan Adzan yang jelas-jelas ada dalam gadget, akan di skip demi melihat notifikasi chating dari group whatsapp. #Istigfar. Mari saling mengingatkan bahwa taat pada Allah adalah hal utama yang harusnya kita lakukan.

2. Bergabung Dengan Orang-Orang Baik
Bukan berati kita memilah-milah pertemanan, tapi alahngkah baiknya orang-orang yang kurang baik di sekitar kita bisa menjadi orang-orang yang baik. Ada pepatah mengatakan, "Jika kita berteman dengan penjual parfum maka kita akan menjadi wangi". Saya setuju dengan pepatah ini, jadi kalau mau beli parfum ke saya ya! *loh* karena beberapa waktu belakangan saya merasa hidup saya hanya di isi oleh orang-orang itu saja. Untuk bergabung dengan orang-orang baik, kita tak perlu menjadi sangat baik terlebih dahulu, minimal kita berniat untuk menjadi baik dan selalu berusaha lebih baik. Semoga kita bisa menjadi sahabat yang membawa sahabat kita menuju kebaikan di akhirat dan di dunia ini. Aamiin.

http://2.bp.blogspot.com/-nbCnfw_wg-E/VQLdMqYVUjI/
AAAAAAAAAno/cv42Un9WNN0/s1600/no.jpg


3. Tidak Bergantung Pada Tekhnologi
Mungkin ini akan sulit. Saya tipe orang yang merasa galau kalau gadget saya lowbat, saya galau jika jaringan internet tidak stabil dan lelet, saya orang yang malas pergi kemana-mana kalau tidak naik kendaraan. Memang sepertinya saya sudah ketergantungan. Saya akhirnya mulai belajar tidak membawa gadget saat sedang makan, saat akan tidur, dan saat pergi ke warung. Masih termasuk ketergantungan mungkin. Tapi setidaknya belajar mengurangi. Konon, saat dajjal datang tekhnologi kita tidak akan berfungsi lagi. Hehehe, seperti tidak nyambung ya, tapi saya sedang membicarakan 10 tanda besar kiamat akan datang, yang sepertinya sebentar lagi. Wallahualam.. 


Ini baru mulai saya lakukan untuk tidak membuat apa yang "Memudahkan" menjadi "Melalaikan" kalau teman-teman punya cara lain, silahakan tulis di kolom komentar ya, mari kita sama-sama berbagi untuk menjadi lebih baik. Nggak harus tatap muka untuk dapat berbagi ilmu, sekarang kan sudah ada tekhnologi yang membuat hidup makin mudah, dan insyaallah ibadah juga makin mudah. Aamiin.

No comments:

Post a Comment