Thursday, 11 June 2015

Renungan : Haruskah Merasa Benar Dengan Mengolok-olok Orang Lain?

Saya terusik. Entah apa yang di rasakan beliau. Saya melihat beberapa postingan di social media mengenai "Menyetel Kaset" yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Saya bukan ingin membahas hukum penyetelan kaset, bukan tentang dosa atau pahala yang akan di dapat. Tapi saya sedih dan terusik saat komentar-komentar negatif turut disertakan dalam berita tersebut.

Media memang selalu mencari "Headline" yang kiranya menarik untuk di baca sekilas. Sayangnya komentar yang di luapkan oleh para pembaca headline, yang belum tentu membaca isi berita secara menyeluruh itu membuat saya geleng-geleng kepala. Apa mereka yakin, mereka adalah muslim? :(

Mungkin saya belum sempurna, mengaji saja masih mengaji Al-Qur'an belum mendalami artinya, tapi apa sulitnya menahan diri untuk mengatakan dan menuliskan hal yang tidak baik pada orang lain. Jika statement yang di keluarkan seseorang membuat Anda geram, lantas apakah Anda harus membalasnya dengan caci dan makian? #Istigfar


Saya mencoba mencari beberapa berita yang berkaitan dengan pelarangan pemutaran kaset yang melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an, lalu saya mendapati artikel di atas. Ini lebih masuk akal. Bukankah alasan pelarangan pemutaran kaset itu bisa di terima logika? Kecuali jika ada peraturan yang "Melarang Anda mengaji". Jika tidak setuju dengan larangan pemutaran kaset, ajukan saja usutan ke pihak yang berwenang. Mengapa harus koar-koar mengatakan "kafir" pada orang lain. Ingatlah, saat satu jari kita menunjuk orang lain, empat jari lainnya menunjuk pada diri sendiri. #SelfReminder

"Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka."
Al-Baqarah ayat 15.

Mengapa masih banyak yang merasa benar dengan mempersalahkan dan memperolok-olok orang lain. Semoga apa yang kita perbuat bisa di maafkan. Bisa saling menyadarkan, bukan menjelek-jelekan.

Source : https://web.facebook.com/KOSTUMKOMIK

Ini bukan hanya tentang Ayat Al-Qur'an, tapi tentang caci maki yang bertebaran. Banyak orang mengatakan hal buruk pada orang lain. Banyak hinaan yang di lontarkan bahkan tidak relevan dengan pernyataan yang disampaikan. Banyak yang menyebarkan hal-hal yang belum tentu benar. Saya hanya bisa menuliskan artikel yang mungkin tak akan di baca oleh banyak orang, tapi saya berharap apa yang terjadi kali ini tak akan terjadi lagi.

Apa hebatnya kita saat berhasil menjatuhkan orang lain dan menyebarkan keburukan orang lain? Sebagaimana baiknya kah kita bila menjelek-jelek-an orang lain. Tak ada. Kita hanyalah manusia, yang akan naik derajatnya bila berhasil melewati ujian dari Allah, bukan naik derajat hanya karena ternilai lebih benar dari manusia lainnya. Kita hanyalah manusia yang akan memasuki Syurga dengan amal shaleh, bukan dengan banyaknya perkataan yang mengkritik dan memojokan orang lain. Semoga kita tidak termasuk orang penyebar fitnah dan juga tidak termasuk golongan manusia yang tidak bisa menjaga lisan seta perbuatan. Aamiin.

2 comments:

  1. mengolok2 memang lebih mudah ya, tapi itulah tantangan dimna kita harus bisa menahan diri dari emosi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mba, apalagi menjelang bulan ramadhan yaa, semoga kita semua puasanya nggak cuma nahan lapar n haus tapi juga hawa nafsu yang lain :) Aamiin.

      Delete