Tuesday, 7 July 2015

Ramadhan 1436 H : Kartu Kredit, Hutang, dan Riba

Iseng buka Twiter Adds, pengen nyobain naikin followers dengan pasang Adds, etapi selalu saja harus ada Credit Card. Bener nggak sih? Hampir semua hal yang berbau tekhnologi saat ini di bayar dengan credit card. Mulai dari pasang iklan di Facebook, twitter, sampai promo handphone dengan harga murah. Pertanyaan saya "Mengapa Harus Credit Card?" akhirnya menemukan titik terang.

sumber : internet/ google.com

Kartu kredit memang ajaib, saya sempat ingin memilikinya. Alhamdulillah pengajuan saya di tolak oleh bank karena saya tidak punya pekerjaan tetap. Dan akhir-akhir ini saya mendapat informasi bahwa kartu kredit mengandung unsur riba. Bener nggak sih?

Saya menemukan beberapa sumber : 


Dari kelima sumber tersebut ada keragu-raguan untuk menggunakan kartu kredit, jika memang penggunaan jasa kartu kredit itu terdapat unsur riba, sebaiknya dihindari saja. Nah selain kartu kredit, bagaimanakah hukum dengan kredit-kredit lain seperti cicilan motor? Cicilan rumah? atau cicilan panci? Setahu saya ada bank syariah yang juga memberikan kredit pada nasabahnya. Hanya saja ada perjanjian khusus yang dipergunakan. Tapi kali ini saya tidak akan membahas itu, saya ingin membahas mengapa justru praktek "Kredit" di Indonesia makin menjamur? Ini hanya analisa saya.

Agar Kita Suka BERHUTANG.
Tujuan utamanya tentu membuat kita berhutang. Koo orang suka bikin kita berhutang? Terlihat baik ya, tapi kenyataannya dengan memiliki hutang kita menjadi segan pada sang pemberi hutang. Setidaknya, suka atau tidak suka pada orang tersebut, kita harus berurusan dengannya. Dan siapa penyokong dana hutang untuk kita? Siapa yang memiliki uang untuk di hutangkan pada Indonesia? Investor. Tapi investor yang mana? Silahkan googling masing-masing. :)

Tingkat parahnya, kita sebagai pemilik hutang merasa bergantung pada sang pemberi hutang. Sementara belum sanggup membayar hutang, kita sibuk membayarkan bunganya yang kian meningkat. Ini terjadi pada Negara Yunani, negara memiliki hutang dan tidak mempu membayarnya. Apa kabar rakyatnya? Saya nggak tahu banyak soal ini. Tapi dalam pandangan saya, saya tidak mau Indonesia mengalami hal serupa.

Jadi alahkah baiknya menghindari hutang. Ya saya juga masih memiliki beberapa cicilan, tapi Insyaallah kedepannya tidak mau lagi. Dulu saya dan suami sempat berfikir untuk mencicil KPR untuk rumah, tapi setelah mendapatkan beberapa input akhirnya kita memutuskan untuk tidak memilih jalan mencicil. Sebaiknya kita menabung. :)

Mungkin akan butuh waktu lebih lama dari pada mencicil KPR, dan terdengar bodoh saat memilih "ngontrak" ketimbang mencicil. Itulah pilihan kami, mencoba hidup tanpa hutang. Semoga bisa terlaksana. Aamiin :)

Dan ini ada bukti nyata yang saya temukan di salah satu fanspage Pengusaha Tanpa Riba :

Tahun 2010 ketika aku (Saptuari Sugiharto) bertemu mas Toro di salah satu bank BUMN terbesar, dia begitu bersemangat.
"Tenang mas, besok aku mau bikin Dokter Bakso, wis tak jamin rame.. Aku pun pengen jadi pengusaha!" Katanya. Aku hanya mringis saja.. Hehe. Waktu berlalu, 4 tahun tak bertemu tiba-tiba aku ketemu mas Toro di sebuah resepsi nikah, wajahnya begitu cerah prengas prenges. Ketika kutodong mana Dokter Baksonya?
"Allah menunjukkan jalan lain yang lebih luarrr biasa mas, besok aku ceritakan". Baru dua minggu lalu aku kerumahnya, tercenung mendengar kisahnya.

"Sudah tiga tahun aku resign dari Bank itu mas, posisi sudah mapan dengan gaji 10jt perbulan, setahun aku bisa menerima bersih 200 juta termasuk bonus-bonusnya, namun dalam hati terdalam aku gelisah luar biasa, hutangku menumpuk 450juta, kartu kreditku platinum hutangnya puluhan juta. Dan aku setiap hari berkeliling menawarkan hutang-hutang baru kepada nasabahku. Ada yang mengganjal dalam hatiku ketika membaca ayat-ayat Quran tentang riba, ditambah dengan nasabah-nasabahku yang kelimpungan ketika bisnisnya merugi dan tidak bisa membayar cicilan, pihak bank tidak mau tau tetap ditagih untuk membayar.. " Aku terdiam, karena akupun pernah mengalaminya. Ketika jatuh tempo membayar terlewati satu hari saja mereka sudah menelpon dan SMS tiada henti.. Risihnya setengah mati. Mereka gak peduli kalo uangnya masih diputar untuk beli bahan baku dan operasional sana sini.

Lanjutnya, "Bismillah.. Aku niatkan pada Allah membersihkan diri mas, aku resign dari bank ditengah pertentangan kawan dan keluarga, uang pensiunku hangus, aku hanya punya keyakinan.. ALLAH TIDAK AKAN INGKAR JANJI" Nekat bener ini orang..
"Aku bilang pada istriku mas, rumah kami akan kujual.. Kita ngontrak dulu, kita mundur selangkah untuk melompat maju. Uangnya aku gunakan untuk beli tanah, aku bangun rumah petak dan mulai aku jual. Alhamdulillah langsung laku. Hasil penjualan aku belikan tanah lagi, bangun jual lagi. Begitu seterusnya. Dalam 2 tahun hutangku lunas mas.. Aku sudah bisa membeli rumah ini cash. Semua hutang kartu kreditku juga lunas"

Wow.. Terus?
"Ketika kita yakin seyakin yakinnya dengan kekuasan Allah, kita niat membersihkan diri, jalan akan terbuka luas mas. Tahun lalu aku membeli tanah di dekat Jogja Expo Center, kudiamkan saja. Aku hanya di rumah, anter anak sekolah.. Tiap adzan aku langsung ke Masjid sholat berjamaah. Pokoknya tidak boleh telat.. 10 bulan kemudian tanah itu ditawar orang, aku lepas untungnya 900 juta. Sekarang coba mas, pekerjaan apa yang bisa memberiku gaji sebesar itu dalam 10 bulan?. Aku hanya punya keyakinan ingin bebas riba, ngikut aturan Allah.. Dan sungguh Allah tunjukan jalannya, Allah tidak ingkar janji mas.." Obrolan siang itu sudah memecah konsentrasiku, ketika mas Toro mengantarku ke depan rumahnya, Panther terbaru sudah ada disana. 

"Empat tahun lalu aku hanya karyawan bank dengan motor tiger itu, ketika aku manut pada aturan Allah, ternyata benar-benar Allah tunjukkan jalannya.. Rumah ini aku beli 500jt, renovasi sedikit habis 100juta, sekarang sudah diatas 1 milyar nilainya.." Lain hari seorang ustadz mengirim capture dari seorang pengusaha di Bogor yang juga melepas aset-asetnya. Dijual demi melunasi hutang, tak peduli lah dengan gaya hidup dan pamer kemewahan kalo itu hanya utangan. Semu dan palsu belaka..

Bener kalo ada yang pernah mengingatkan, bisnis itu bukan hanya soal untung rugi, tapi surga atau neraka.. Maha Benar ALLAH dengan segala firmannya.. @Saptuari.

Begitulah teman-teman. Semoga bermanfaat ya ^_^

4 comments:

  1. Makasih artikelnya mba.. mengingatkan kami utk selalu percaya Allah itu maha kaya. Asalkan mau terus berusaha dan berdoa, insha allah semua bisa di wujudkan walaupun tanpa utang. Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin mba, terimakasih kembali sudah mau mampir kemari :D

      Delete
  2. betul mbak. bodohnya saya baru tau kl kredit motor lewat pihak ketiga ini juga riba. sudah kadung kredit, kurang 15 kali lagi. sekarang saya sedang berdoa agar bisa punya tanah dan rumah tanpa riba.

    kl ada yg tanya, "kamu mau jauh dari riba tp masih pake jasa bank?"
    iya, memang. selama ini mmg masih pakai bank baik konvensional maupun syariah. tapi saya niatkan geser ke syariah lalu geser lagi nggak pk bank. semoga Alloh memudahkan. aaamiiin. dan prinsip saya, kalau tdak bisa menjauh jangan mendekat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin... Setuju mas, minin informasi bahwa kredit itu kebanyaknnya termasuk riba. Semoga saja bisa dijauhkan.. :)

      Delete