Akankah doa kita sampai pada orang yang sudah meninggal dunia?
Pikiran ini muncul ketika Ramadhan hampir tiba, seringkali sebelum atau sesudah hari raya Idul Fitri, masyarakat melakukan "Ziarah" atau "Nyekar", alias mengunjungi makam sanak saudara, terutama orang tua yang sudah lebih dulu meninggal. Bagi beberapa orang hal ini mungkin sangat sepele, dalam artian tanpa perlu dipikirkan mungkin sudah tahu jawabannya. Tentu saja doa anak yang sholeh akan sampai pada orang tuanya. Bahkan salah satu amal yang tidak terputus adalah mendidik anak-anak menjadi anak yang sholeh. Well, bagaimana jika orang tua kita berbeda agama?
Gambar diatas adalah makam nenek saya. Nenek dari Mamah, alias Mamahnya Mamah saya. Semasa hidup beliau menganut agama kristen katolik. Sering kali saya dengar, mendoakan non muslim yang sudah meninggal seperti mengisi air dalam gelas terbalik. Tak akan pernah terisi. Bahkan ada pula yang mengatakan tidak boleh mendoakan orang yang meninggal namun tidak memeluk agama islam. Lalu bagaimana jika itu orang tua kita?
Ini adalah kerisauan saya. Apa yang harus saya perbuat ketika ada beberapa anggota keluarga yang tidak sama aqidahnya dengan saya? Saya tahu, islam tidak mengajarkan kita untuk memaksa orang lain. Agamamu adalah agamamu, Tuhanmu adalah Tuhanmu. Masalah keimanan adalah urusan masing-masing, namun tidak ada salahnya saling mengingatkan dan saling menasehati. Hidayah hanya datang dari Allah SWT.
Saya sempat mencari tahu dengan googling, dan saya temukan dua artikel ini :
- Dua Syarat Mendoakan Orang Non Muslim
- Hukum Mendoakan Non muslim
Dalam kedua artikel tersebut dijelaskan bahwa kita boleh mendoakan non muslim dalam perkara dunia dan ketika orang tersebut masih hidup agar mendapatkan hidayah untuk berpindah kejalan yang benar, yaitu memeluk agama islam. Walllahualam...
Mengapa saya googling? Hehehe. Saya tidak terlalu suka membicarakan hal ini secara langsung dengan orang lain yang baru saya kenal. Apalagi ustadz atau ustadzah, karena ada beberapa dari mereka bukannya memberikan solusi tapi justru langsung menjudgement bahwa yang berbeda agama adalah musuh. Padahal ada firman Allah yang menjelaskan tentang "hidup berdampingan" dengan non muslim.
Q.S Al-Maidah ayat 82:
"Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musrik. Dan pasti kamu akan dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang Nasrani." Yang demikian itu karena diantara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri.
Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allah SWT. Aamiin...
Saya harap dengan tulisan ini, tidak ada lagi permusuhan yang mengatas namakan agama dan golongan tertentu. Kita semua bisa hidup berdampingan tanpa melakukan kerusakan di muka bumi. Mari berdamai, dimulai dengan berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar. :)
Semoga bermanfaat.
Pikiran ini muncul ketika Ramadhan hampir tiba, seringkali sebelum atau sesudah hari raya Idul Fitri, masyarakat melakukan "Ziarah" atau "Nyekar", alias mengunjungi makam sanak saudara, terutama orang tua yang sudah lebih dulu meninggal. Bagi beberapa orang hal ini mungkin sangat sepele, dalam artian tanpa perlu dipikirkan mungkin sudah tahu jawabannya. Tentu saja doa anak yang sholeh akan sampai pada orang tuanya. Bahkan salah satu amal yang tidak terputus adalah mendidik anak-anak menjadi anak yang sholeh. Well, bagaimana jika orang tua kita berbeda agama?
Gambar diatas adalah makam nenek saya. Nenek dari Mamah, alias Mamahnya Mamah saya. Semasa hidup beliau menganut agama kristen katolik. Sering kali saya dengar, mendoakan non muslim yang sudah meninggal seperti mengisi air dalam gelas terbalik. Tak akan pernah terisi. Bahkan ada pula yang mengatakan tidak boleh mendoakan orang yang meninggal namun tidak memeluk agama islam. Lalu bagaimana jika itu orang tua kita?
Ini adalah kerisauan saya. Apa yang harus saya perbuat ketika ada beberapa anggota keluarga yang tidak sama aqidahnya dengan saya? Saya tahu, islam tidak mengajarkan kita untuk memaksa orang lain. Agamamu adalah agamamu, Tuhanmu adalah Tuhanmu. Masalah keimanan adalah urusan masing-masing, namun tidak ada salahnya saling mengingatkan dan saling menasehati. Hidayah hanya datang dari Allah SWT.
Saya sempat mencari tahu dengan googling, dan saya temukan dua artikel ini :
- Dua Syarat Mendoakan Orang Non Muslim
- Hukum Mendoakan Non muslim
Dalam kedua artikel tersebut dijelaskan bahwa kita boleh mendoakan non muslim dalam perkara dunia dan ketika orang tersebut masih hidup agar mendapatkan hidayah untuk berpindah kejalan yang benar, yaitu memeluk agama islam. Walllahualam...
Mengapa saya googling? Hehehe. Saya tidak terlalu suka membicarakan hal ini secara langsung dengan orang lain yang baru saya kenal. Apalagi ustadz atau ustadzah, karena ada beberapa dari mereka bukannya memberikan solusi tapi justru langsung menjudgement bahwa yang berbeda agama adalah musuh. Padahal ada firman Allah yang menjelaskan tentang "hidup berdampingan" dengan non muslim.
Q.S Al-Maidah ayat 82:
"Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musrik. Dan pasti kamu akan dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang Nasrani." Yang demikian itu karena diantara mereka terdapat para pendeta dan para rahib, (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri.
Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allah SWT. Aamiin...
Saya harap dengan tulisan ini, tidak ada lagi permusuhan yang mengatas namakan agama dan golongan tertentu. Kita semua bisa hidup berdampingan tanpa melakukan kerusakan di muka bumi. Mari berdamai, dimulai dengan berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar. :)
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment